Laman

Senin, 10 Mei 2010

Dua orang siswa MA As’diyah Atapange mengikuti Ujian Ulangan

Tahun ini pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan nasional, memberi kebijakan bagi siswa yang belum lulus untuk mengulang sebagaimana tertuang dalam POS (Prosedur Operasional Standar) Ujian Nasional tahun pelajaran 2009/2010. Mata ujian yang diulangi adalah mata ujian yang nilainya di bawah 5,50. Syarat kelulusan UN tahun ini adalah: memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Madrasah Aliyah (MA) As’adiyah Atapange, tempat saya mengabdi, tahun ini menjadi penyelenggara Ujian Nasional dan mengikut MA DDI Paria. Peserta ujian MA Atapange berjumlah 25 orang dan berhasil lulus 23 orang (92 %) dan 2 orang (8 %) dinyatakan mengulang. Dua orang siswa tersebut adalah Indo Nessa dan Besse Darmiati. Indo Nessa mengulangi dua mata ujian yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sedangkan Besse Darmiati mengulangi tiga mata ujian yaitu Bahasa Indonesia, Sosiologi dan Bahasa Inggris. Adapun data hasil ujian keduanya adalah sebagai berikut:

Data Hasil Ujian Siswa yang Mengulang
MA As’Adiyah Atapange Tahun Pel. 2009/2010

Nama Peserta Mata Ujian Jumlah Rata-rata
B. Indo B. Ingg Matmtk Eko Sos Geo
Indo Nessa 3,60 5,20 7,00 6,75 6,20 8,00 36,75 6,12
Besse Darmiati 4,80 4,40 6,25 7,50 4,20 5,80 32,95 5,49

Jadi, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
1.Indo Nessa dinyatakan mengulang karena ada satu mata ujian yang nilainya di bawah 4,00 yaitu Bahasa Indonesia walaupun rata-ratanya mencapai 6,12. Mata ujian yang harus diulang adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
2.Besse Darmiati dinyatakan mengulang karena nilai rata-ratanya hanya 5,49. Mata ujian yang diulang adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Sosiologi.

Hasil ujian secara keseluruhan dapat menjadi bahan evaluasi bagi saya dan teman-teman di MA Atapange untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Hasil itu juga dijadikan tolok ukur bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan. Pemerintah harus memperhatikan dengan serius bidang pendidikan karena dengan pendidikan seluruh anak bangsa akan memiliki bekal yang cukup untuk menjadi penerus tingkat estafet pembangunan di Indonesia. Mengabaikan pendidikan berarti membiarkan bangsa ini dijajah terus menerus oleh bangsa lain yang sudah maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar