Laman

Jumat, 07 Mei 2010

Save Goodness for The Future (Perbanyak Kebaikan sebagai Tabungan Masa Depan)

Sejenak saya membayangkan diri saya sebagai mayat dalam prosesi penyelenggaraan jenazah, mulai dimandikan dengan tujuan membersihkan najis, dikafani untuk menutupi aurat, dishalatkan karena aku seorang muslim, dan dikuburkan supaya tidak mengganggu kehidupan manusia lain yang “masih hidup”. Semua orang akan melalui pintu kematian itu, tak ada yang dapat menghindarinya. Jika waktunya sudah tiba tak bisa ditunda lagi. Kematian menjadi ujian bagi keluarga yang ditinggal mati dan merupakan “anugrah” bagi si mayat apabila si mayat itu orang yang beriman, tetapi jika si mayat itu tidak beriman atau kafir maka kematian adalah awal derita panjang.

Ketika saya didiusung dalam suatu keranda menuju pekuburan sebagai tempat peristirahatan terakhir di dunia ini semua orang datang mengantar sebagai penghormatan terakhir. Apakah yang ada di benak mereka ketika melihat mayat saya??? Apakah yang ada di pikiran mereka tentang saya??? Apakah mereka mengingat kebaikan saya??? Ataukah yang berkecamuk di hati mereka adalah keburukan-keburukan saya yang karena pertimbangan etika mereka tak ingin mengungkapkannya???
Sebagai manusia yang mendambakan kesempurnaan saya ingin mereka semua mengenang saya sebagai manusia yang bergelimang “kebaikan”. Saya ingin sejarah hidup saya berisi catatan-catatan kebaikan yang lebih banyak lalu dibacakan di depan khalayak. Saya ingin nama saya terukir dengan indah sebagai insan yang senantiasa berbuat kebajikan dan menghindari keburukan.

Melalui blog ini saya akan mencoba membagi pengalaman kepada semua orang di dunia ini baik pengalaman manis maupun pengalaman pahit yang sempat saya rasakan dalam kehidupan di dunia yang fana ini.

Almisbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar